Minggu, 29 November 2015

Muslimah Bijak, Sosmed Jadi Ladang Pahala (by Putri Wansih)

Standard

Zaman ini adalah zaman dimana kecanggihan teknologi adalah diatas segalanya. Mulai dari terciptanya gadget dengan seperangkat applikasi social media yang beraneka ragam. Namun tahukah kalian bahwa dibalik terciptanya teknologi yang canggih tersebut tersimpan satu tujuan yang begitu mengerikan untuk kaum muslim?
Fenomena ini termasuk kedalam ghazwul fikr (perang pemikiran) yang dibuat oleh orang-orang kafir. Mereka memang tidak mampu memerangi kaum muslim dengan perang yang sesungguhnya. Namun mereka menciptakan teknologi yang canggih dimana kaum muslimin akan memuja-mujanya. Salah satunya dengan menciptakan social media. Dimana pemuda muslim banyak yang terbuai dengan adanya facebook, twitter, instagram, serta social media lainnya.
Mari kita lihat kenyataan sekarang, membaca status facebook mampu berjam-jam, namun membaca Al-Quran sangat jarang, memfollow instagram artis idola berkali-kali tetapi memfollow sunnah Rasulullah tidak pernah. Ini salah satu bentuk siasat orang kafir untuk membuat pemuda-pemuda Islam lalai dengan agamanya.
Fenomena lain yang dapat kita temukan, banyak sekali wanita yang menjadikan sosial media sebagai tempat mengungkapkan isi hati, berkeluh kesah, dan menyebarkan aib saudaranya, serta bermudah-mudahan untuk ber-ikhtilat bersama lawan jenis. Bahkan tidak jarang itu juga terjadi dikalangan aktivis-aktivis dakwah. Tidak sepantasnya seorang muslimah melakukan hal yang demikian, karena itu merupakan hal yang sia-sia dan tidak mengandung manfaat.
Manusia diberi akal untuk berpikir. Sehingga seorang muslimah sejati akan memikirkan apa yang dilakukannya ini baik atau buruk, bermanfaat atau mudharat. Termasuk dalam menanggapi sosial media. Menulis sesuatu yang buruk, berkeluh kesah, ataupun tulisan-tulisan yang tidak bermanfaat akan menimbulkan mudharat yang banyak. Baik bagi yang menulis ataupun yang membaca. Bagi yang membaca akan berpengaruh terbawa suasana buruk yang sama.
Lalu bagaimanakah seharusnya sikap seorang muslimah dalam menanggapi fenomena buruk sosmed sekarang?
 Rasulullahu Shalallahu ‘Alihi Wassalam telah bersabda, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” Hadits ini mengindikasikan bahwa layaknya seorang muslim sejati menyampaikan apa yang seharusnya baik untuk disampaikan. Seperti menuliskan ilmu yang bermanfaat bagi ummat. Menuliskan artikel islami, kesehatan, atau sejarah-sejarah Islam. Ini akan ‘meng-charge’ semangat para pemuda-pemuda muslim. Karena hasil penelitian membuktikan stimulus yang positif juga akan menghasilkan dampak yang positif, pikiran yang terang dan jiwa yang tenang.
Salah seorang ulama mengatakan, “Ikatlah ilmu itu dengan tulisan.” Beliau mengartikan bahwa begitu pentingnya ilmu itu untuk ditulis. Menyebarkan tulisan-tulisan yang bermanfaat di sosmed adalah ladang pahala bagi si penulis, karena apabila penulis menuliskan kebaikan dan kebaikan tersebut dilakukan bagi pembaca yang lain dan menerapkannya, maka ini akan menjadi amal jariyah bagi si penulis.
Selain menjadi ladang amal bagi si penulis, menyebarkan ilmu yang bermanfaat juga termasuk seni menjaga lisan. Menghindari dari perbuatan maksiat ghibah, namimah, serta perbuatan yang dapat menyinggung perasaan orang lain.  
Setelah menuliskan ilmu yang bermanfaat, terkadang ada sebagian muslimah yang khawatir bahwa tulisan panjangnya tidak dibaca dan tidak di-like. Mereka  beranggapan bahwa tulisan itu akan membosankan bagi pengguna lain. Mereka lupa, bahwasanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala lah yang memegang kunci hidayah seseorang. Maka, untuk mengantisipasinya kita dapat menambahkan poster-poster islami yang menarik dan mengandung kata-kata bijak. Poster tersebut dapat berupa hadist shahih, kata-kata mutiara, ataupun kata-kata bijak hasil kreasi kita. Tetapi perlu diingat untuk selalu menyertakan sumber gambar yang ditautkan bila poster tersebut bukan murni karya kita. Dengan disertai poster yang unik pembaca akan tertarik untuk membaca.
Jangan takut untuk diabaikan, karena Allah tidak mengabaikan kita, Allah Subhanahu Wata’ala tidak menilai sebuah hasil, tapi menilai proses dari hasil tersebut.  Jangan khawatir tidak di-like, karena muslimah yang bijak bukan berharap banyaknya like, tapi berharap banyaknya pembaca meng-share postingannya serta mengamalkan ilmu yang ditulisnya. Karena semakin banyak yang meng-share, semakin banyak yang membaca, semakin banyak yang mengamalkan, dan semakin banyaklah pahala yang kita dapatkan. Muslimah, Fastabiqul khoirat! Berlomba-lombalah dalam kebaikan!

0 komentar:

Posting Komentar