Zaman ini adalah zaman dimana kecanggihan teknologi adalah diatas
segalanya. Mulai dari terciptanya gadget dengan seperangkat applikasi social
media yang beraneka ragam. Namun tahukah kalian bahwa dibalik terciptanya
teknologi yang canggih tersebut tersimpan satu tujuan yang begitu mengerikan
untuk kaum muslim?
Fenomena ini termasuk kedalam ghazwul fikr (perang
pemikiran) yang dibuat oleh orang-orang kafir. Mereka memang tidak mampu
memerangi kaum muslim dengan perang yang sesungguhnya. Namun mereka menciptakan
teknologi yang canggih dimana kaum muslimin akan memuja-mujanya. Salah satunya
dengan menciptakan social media. Dimana pemuda muslim banyak yang
terbuai dengan adanya facebook, twitter, instagram, serta social media
lainnya.
Mari kita lihat kenyataan sekarang, membaca status facebook mampu
berjam-jam, namun membaca Al-Quran sangat jarang, memfollow instagram artis
idola berkali-kali tetapi memfollow sunnah Rasulullah tidak pernah. Ini salah
satu bentuk siasat orang kafir untuk membuat pemuda-pemuda Islam lalai dengan
agamanya.
Fenomena lain yang dapat kita temukan, banyak sekali wanita yang
menjadikan sosial media sebagai tempat mengungkapkan isi hati, berkeluh kesah,
dan menyebarkan aib saudaranya, serta bermudah-mudahan untuk ber-ikhtilat
bersama lawan jenis. Bahkan tidak jarang itu juga terjadi dikalangan
aktivis-aktivis dakwah. Tidak sepantasnya seorang muslimah melakukan hal yang
demikian, karena itu merupakan hal yang sia-sia dan tidak mengandung manfaat.
Manusia diberi akal untuk berpikir. Sehingga seorang muslimah
sejati akan memikirkan apa yang dilakukannya ini baik atau buruk, bermanfaat
atau mudharat. Termasuk dalam menanggapi sosial media. Menulis sesuatu yang
buruk, berkeluh kesah, ataupun tulisan-tulisan yang tidak bermanfaat akan
menimbulkan mudharat yang banyak. Baik bagi yang menulis ataupun yang membaca.
Bagi yang membaca akan berpengaruh terbawa suasana buruk yang sama.
Lalu bagaimanakah seharusnya sikap seorang muslimah dalam
menanggapi fenomena buruk sosmed sekarang?
Rasulullahu Shalallahu
‘Alihi Wassalam telah bersabda, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.”
Hadits ini mengindikasikan bahwa layaknya seorang muslim sejati menyampaikan
apa yang seharusnya baik untuk disampaikan. Seperti menuliskan ilmu yang
bermanfaat bagi ummat. Menuliskan artikel islami, kesehatan, atau
sejarah-sejarah Islam. Ini akan ‘meng-charge’ semangat para pemuda-pemuda
muslim. Karena hasil penelitian membuktikan stimulus yang positif juga akan
menghasilkan dampak yang positif, pikiran yang terang dan jiwa yang tenang.
Salah seorang ulama mengatakan, “Ikatlah ilmu itu dengan
tulisan.” Beliau mengartikan bahwa begitu pentingnya ilmu itu untuk
ditulis. Menyebarkan tulisan-tulisan yang bermanfaat di sosmed adalah ladang
pahala bagi si penulis, karena apabila penulis menuliskan kebaikan dan kebaikan
tersebut dilakukan bagi pembaca yang lain dan menerapkannya, maka ini akan
menjadi amal jariyah bagi si penulis.
Selain menjadi ladang amal bagi si penulis, menyebarkan ilmu yang
bermanfaat juga termasuk seni menjaga lisan. Menghindari dari perbuatan maksiat
ghibah, namimah, serta perbuatan yang dapat menyinggung perasaan orang lain.
Setelah menuliskan ilmu yang bermanfaat, terkadang ada sebagian
muslimah yang khawatir bahwa tulisan panjangnya tidak dibaca dan tidak di-like.
Mereka beranggapan bahwa tulisan itu
akan membosankan bagi pengguna lain. Mereka lupa, bahwasanya Allah Subhanahu Wa
Ta’ala lah yang memegang kunci hidayah seseorang. Maka, untuk mengantisipasinya
kita dapat menambahkan poster-poster islami yang menarik dan mengandung
kata-kata bijak. Poster tersebut dapat berupa hadist shahih, kata-kata mutiara,
ataupun kata-kata bijak hasil kreasi kita. Tetapi perlu diingat untuk selalu
menyertakan sumber gambar yang ditautkan bila poster tersebut bukan murni karya
kita. Dengan disertai poster yang unik pembaca akan tertarik untuk membaca.
Jangan takut untuk diabaikan, karena Allah tidak mengabaikan kita, Allah
Subhanahu Wata’ala tidak menilai sebuah hasil, tapi menilai proses dari hasil
tersebut. Jangan khawatir tidak di-like,
karena muslimah yang bijak bukan berharap banyaknya like, tapi berharap
banyaknya pembaca meng-share postingannya serta mengamalkan ilmu yang
ditulisnya. Karena semakin banyak yang meng-share, semakin banyak yang
membaca, semakin banyak yang mengamalkan, dan semakin banyaklah pahala yang
kita dapatkan. Muslimah, Fastabiqul khoirat! Berlomba-lombalah dalam
kebaikan!
0 komentar:
Posting Komentar